THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 07 Januari 2010

Perkembangan Teknologi Eksplorasi dan Eksploitasi Migas

Perkembangan Teknologi Eksplorasi dan Eksploitasi Migas
 Contributed by Hatta Harris Rahman
(Jakarta, MADINA): Penerapan teknologi pada industri minyak dan gas (migas) kini menghadapi tantangan berat dari
soal peningkatan produksi, inefisiensi biaya, meroketnya harga minyak dunia hingga tuntutan dampak pencemaran
lingkungan.
Dalam Acara Offshore Northern Seas (ONS) Conference and Exhibition di Stavanger, Swedia. Beberapa waktu lalu
dipamerkan beberapa teknologi terbaru Eksplorasi dan Eksploitasi Migas. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
DESDM mengatakan, perkembangan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas terutama pada kawasan offshore dan
laut dalam sudah sangat pesat, sehingga dengan teknologi terbaru ini selain dapat meningkatkan produksi dengan
menekan losses hingga 5%, juga dapat menghemat biaya hingga sebesar 30% dalam penghematan perawatan
peralatan.

 “Selain keuntungan yang dapat diraih seperti disebutkan diatas, juga dapat menekan kemungkinan dampak
buruk terhadap kesehatan, keselamatan dan lingkungan”, lanjut Bambang Dwiyanto.

 Teknologi lainnya yang dipamerkan pada acara tersebut yaitu, teknik Total Subsea Solution dan IOR (increase Oil
Recovery). Teknologi ini mengintervensi sumur dan “Drilling Sidetracks”, pada sumur existing didasar laut
dalam, pada kedalaman lebih dari 3000 meter. Metode ini menurut Bambang Dwiyanto telah diaplikasikan tanpa
menggunakan “Jack-up Rig”, tetapi menggunakan “Riserless Light well intervention” pada
kapal yang dilengkapi dengan sistem “ Dinamic Position” dengan pemboran dilakukan menggunakan
sistem “Composite Cable” yang terhubung dengan “Trought Tubin Rotary Drilling”.
Selanjutnya menurut beliau, hal lain yang menjadi unggulan teknologi sub-sea ini ialah meningkatkan laju produksi migas
dengan cara”Subsea Produced Water Removed”, yaitu memisahkan air dan menginjeksikannya kembali
pada lubang bor lainnya. Teknologi IOR ini telah berhasil mengekstrak 19 juta barrel di sumur-sumur North Sea.

 “ Teknologi tersebut merupakan teknologi masa depan yang dapat diterapkan pada lapangan minyak dan gas
bumi di Laut Sulawesi, Selat Makasar, Laut Aru dan di Force Arc Basin dimana kedalaman lautnya melebihi 3000
meter”, ujar Kepala Badan Litbang.

 Selain teknologi diatas, dipamerkan juga produk kapal eksplorasi, kapal logistik, sea strukture, dan berbagai floating
system, integrated marine operation, galangan kapal serta konstruksi laut galangan kapal terbesar yang terletak di
Trodheim, Norwegia yang dilengkapi dengan Ocean Basin, Towing Tank, dan Cavitation Tunnel yang dapat
menghasilkan produk unggulan dengan biaya efisien.

 Sehubungan dengan upaya untuk mereduksi emisi CO2, turut didemontrasikan teknik CO2 Capture and Storage (CCS)
yang memberikan solusi dalam menginjeksikan kembali CO2 ke dalam tanah dengan cara yang aman. Sehubungan
dengan hal ini dan dalam rangka mitigasi perubahan iklim (Climate Change Mitigation) maka telah dilakukan penjajakan
kemungkinan kerjasama CSS dengan beberapa Riset Centre di industri migas.(ADMINISTRATOR/esdm.go.id)
Madina Online
http://www.madina-sk.com Powered by Joomla! Generated: 8 January, 2010, 00:48

0 komentar: